Ketika Hati Ingin Berubah
Seekor Tikus yang hidup di sebuah hutan belantara merasa hidupnya
sangat tertekan karena takut pada Kucing. Ia lalu menemui seorang
Penyihir sakti untuk meminta tolong.
Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si Tikus menjadi seekor
Kucing. Namun setelah menjadi Kucing, kini ia begitu ketakutan pada
Anjing. Kembali ia menemui Penyihir sakti yang kemudian mengubahnya
menjadi seekor Anjing. Tak lama setelah menjadi Anjing, sekarang ia
merasa ketakutan pada Singa.
Sekali lagi si Penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya
menjadi seekor Singa.
Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada Pemburu. Ia mendatangi
lagi si Penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu.
Kali ini si Penyihir sakti menolak keinginan itu dan berkata, "Selama
kau masih berhati Tikus, tak peduli seperti apapun bentukmu, kamu
tetaplah seekor Tikus yang pengecut"
Ya..! Kita adalah apa yang ada di dalam Pikiran, Hati & Jiwa kita.
Bentuk luar, tingkah laku dan lain-lain hanyalah kemasan yang
menyembunyikan `jati-diri' seseorang yang sesungguhnya.
Seekor Tikus yang hidup di sebuah hutan belantara merasa hidupnya
sangat tertekan karena takut pada Kucing. Ia lalu menemui seorang
Penyihir sakti untuk meminta tolong.
Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si Tikus menjadi seekor
Kucing. Namun setelah menjadi Kucing, kini ia begitu ketakutan pada
Anjing. Kembali ia menemui Penyihir sakti yang kemudian mengubahnya
menjadi seekor Anjing. Tak lama setelah menjadi Anjing, sekarang ia
merasa ketakutan pada Singa.
Sekali lagi si Penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya
menjadi seekor Singa.
Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada Pemburu. Ia mendatangi
lagi si Penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu.
Kali ini si Penyihir sakti menolak keinginan itu dan berkata, "Selama
kau masih berhati Tikus, tak peduli seperti apapun bentukmu, kamu
tetaplah seekor Tikus yang pengecut"
Ya..! Kita adalah apa yang ada di dalam Pikiran, Hati & Jiwa kita.
Bentuk luar, tingkah laku dan lain-lain hanyalah kemasan yang
menyembunyikan `jati-diri' seseorang yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Memberi komentar adalah pelajaran pertama, untuk jadi orang besar. silahkan beri komentar di sini